Siapa sih, yang tidak kenal dengan Institut Pertanian Bogor alias IPB? Perguruan tinggi ini membuktikan kesesuaian dengan tagline yang diusungnya, yaitu “Inspiring Innovation with Integrity”.
Siapa sih, yang tidak kenal dengan Institut Pertanian Bogor alias IPB? Perguruan tinggi ini membuktikan kesesuaian dengan tagline yang diusungnya, yaitu “Inspiring Innovation with Integrity”.
Aih, gemasnya sore-sore mendapat paket nan kenes. Berbungkus warna ungu menyala dengan gambar seorang perempuan cantik berdandan khas Jawa. Rupanya paket dari Roro Mendut Organik. Tak sabar rasanya ingin segera melihat isinya. Kira-kira, aku mendapat paket produk Roro Mendut Traditional Beauty yang mana, ya?
Bagiku, #MemesonaItu Laksana Violet
Hayatilah keunikan Violet ini. Dia berbatang lunak namun tahan banting. Dia mampu memekarkan bunganya yang meski mungil namun semerbak harumnya. Dilingkupi daun yang kadangkala berbentuk hati, lambang cinta.
“Saya sudah lebih dari 17 tahun minum temulawak jahe setiap pagi, rutin dan tidak pernah kosong. Tetapi beli sendiri, beli di pasar, tumbuk diseduh minum.” Itulah cerita Presiden Joko Widodo dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/5/2015) sebagaimana yang dilansir oleh Kompas.
Secara umum, saya kagum sekali dengan semangat para putra Aceh dalam menggali dan mengembangkan komoditi lokalnya. Sulit dipungkiri, produk-produk khas Aceh memang layak untuk dibanggakan kualitasnya. Dibalut dengan kreativitas tinggi dan semangat yang menggelora masyarakatnya dalam memperkuat ekonomi dengan kearifan lokal. Sebut saja produk-produk nan eksotis seperti kopi, coklat, sarung serta aneka kerajinan tangan. Memandanginya saja, telah mampu mengantarkan kita pada sebuah dimensi ruang yang berbeda. Khas, murni dan penuh citarasa istimewa.
Selama ini, mungkin kita lebih mengenal Aceh dengan komoditas kopinya yang khas. Namun, tahukah Anda bahwa Provinsi Aceh juga merupakan penghasil tumbuhan kakao yang cukup besar? Bagi masyarakat Aceh, kakao sudah sangat familiar karena merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan dari Provinsi Aceh. Daerah yang menjadi sentra produksi kakao di Aceh adalah Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tenggara.
Tahukah Anda di mana tepatnya daerah yang mendapat julukan “Nagari Seribu Oemboel” ini? Ya, ini adalah julukan untuk kota Klaten, kota dengan semboyan Klaten Bersinar (Bersih, Sehat, Indah, Nyaman, Aman, Rapi) ini. Umbul artinya mata air. Memang Klaten memiliki banyak mata air dan menjadi lumbung pangan sejak zaman Mataram Kuno. Apa benar jumlah mata airnya ada 1000? Hehehe… Sebenarnya tidak juga, tapi memang sangat banyak. Untuk sementara ini telahditemukan 191 mata air yang tersebar di 17 kecamatan dalam wilayah Klaten. Wah, terbayang ya, betapa melimpahnya sumber air bersih di kota ini.
Kebun Raya Bogor awalnya merupakan bagian dari ‘samida’ (hutan/taman buatan) yang disinyalir telah ada pada pemerintahan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda, 1474-1513. Hutan buatan itu ditujukan sebagai tempat memelihara benih kayu yang langka untuk menjaga kelestarian lingkungan . Hutan ini kemudian dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten. Hingga pada tahun 1745, di salah satu sudutnya, Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan yang kini dikenal sebagai Istana Bogor.
Di tengah dunia global, mutiara jenis mutiara laut selatan sering dijuluki sebagai Ratu Para Mutiara (Queen Pearls). Mengapa demikian? Bisa jadi karena permata organik nan elok ini memiliki keunikan berikut dibandingkan mutiara jenis lain: