Kemenangan Keduaku Tahun Ini adalah Kemenangan Pertama Putriku

 

Hehehe… Iya nih, lambat banget ya, laju keberuntunganku dalam lomba blog tahun ini. Aku baru memenangkan lagi setelah kemenangan Januari lalu. Tapi, kalau soal rezeki sih, insyaallah tetap ada aja yang datang dari blog walau bukan berupa hadiah lomba.

 

Kali ini lomba yang aku ikuti diadakan oleh Mom Blogger Community. Salah satu komunitas bloger khusus perempuan yang baru aku ikuti karena ingin mengikuti kontesnya ini. Hihihi… Alhamdulillah, ternyata langsung menang.

 

Mom Blogger Community ini memang rutin mengadakan lomba blogpost setiap bulan dengan tema yang berbeda. Aku sudah lama mengetahui hal ini. Namun baru sekarang berkesempatan untuk mengikutinya.

 

Lomba blogpost ini bertujuan agar kita tetap aktif membuat postingan organik. Yaitu, artikel yang ditulis bukan berdasarkan pesan sponsor dan tidak mengandung backlink satu pun.

 

Untuk bulan Oktober lalu, kontes ini mengangkat tema dalam rangka Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl Child) yang diperingati pada setiap tanggal 11. Oktober sejak tahun 2012 lalu.

 

Artikel yang aku ikut sertakan aku muat di blogku yang lain. Jika ingin membacanya, silakan menuju ke artikel: Because I Am A Girl.

 

Iyaaa… Sekarang aku lebih aktif menulis di sana. Blog ini hanya untuk pengumuman kemenangan lomba blog. Karena sudah sudah berbulan-bulan tidak menang lomba, ya blog ini pun tidak ter-update. Hiks.

 

Begitu aku menang, yang paling antusias adalah putriku. Eh, tanya kenapa? Karena dia ikut andil dalam blogpost ini. Yaitu sebagai narasumber yang aku wawancarai untuk video yang dimuat dalam artikel. Sudah baca kan, artikel di atas tadi?

 

Dia merasa bahwa ini adalah kemenangannya. Dan dia girang sekali karena ini adalah pertama kalinya dia merasakan sensasinya memenangkan sebuah perlombaan. Hehehe… Dia meminta hadiah uang tunai dari lomba ini sebagai haknya.

 

“Memangnya mau buat apa sih, uangnya?” tanyaku.

“Mau aku simpan dan aku bagi-bagikan semuanya,” jawabnya yakin.

 

“Kalau misalnya uangnya disimpan dulu sama Abi atau Umi, terus nanti dipakai untuk membayar keperluan kalian semua, bagaimana? Kan sama saja?” tanyaku lagi.

“Hmm… Memangnya aku tidak boleh menyimpan dan membaginya sendiri? Mengapa?” tanyanya heran.

 

Ah, iya. Kamu benar, Nak. Tentu saja kamu boleh melakukannya sendiri. Tidak sama bagimu jika orangtuamu yang melakukannya. Karena memang yang ingin kaudapatkan bukan sekadar hasilnya, namun prosesnya.

 

Dan kau ingin mengecap manisnya proses itu, menyimpan dan membagi uang hasil jerih payahmu sendiri. Ya, itu hakmu Nak untuk merasakannya. Dan aku akan memberikan kesempatan itu padamu. Selamat atas kemenanganmu yang pertama!