Ayam Dingin Segar Berkata: Jangan Putus Rantai Dinginku!

Dibanding hari pertama, puasa hari-hari berikutnya kok terasa sedikit lebih berat dari sebelumnya, ya? Entah apanya yang salah. Padahal, asupan ya standar saja mirip dengan menu hari pertama yang terasa masih segar di badan. Apa karena mau kedatangan tamu bulanan? Jadinya, hari ini acara ngabuburit-nya diisi dengan berburu lauk saja, lah. Untuk berbuka sekaligus bahan untuk sahur.

Memangnya belanja apa saja sih, kali ini? Ah, sederhana saja, kok. Yang langsung terpikir sih, beli daging ayam. Karena ini salah satu bahan favorit keluarga. Yang terpenting, dalam memilih menu dan bahan sehari-hari, faktor kesehatan adalah poin yang sangat perlu diperhatikan. Apalagi di bulan puasa begini. Jangan sampai puasa menjadi alasan kita jadi malas dan makan sembarangan. Puasa sehat? Harus itu!

Termasuk dalam memilih bahan favorit kami ini, daging ayam. Setelah membaca artikelku sebelumnya, tentunya kita sekarang jadi semakin awas dong ya, dalam memperhatikan kesegaran daging ayam. Toh, sebenarnya memang tidak terlalu sulit kok, untuk mendapatkan daging ayam segar. Baik kita tinggal di kampung atau pun di kota.

Bagi yang tinggal di desa, daging ayam segar bisa didapatkan di pasar, rumah unggas atau peternaknya langsung. Syukur-syukur jika kita bisa menyaksikan sendiri prosesnya mulai dari penyembelihan hingga sampai ke tangan kita. Asalkan daging ayam tersebut langsung kita olah sebelum 4 jam sejak disembelih, bisa dikatakan daging ayam masih dalam keadaan segar.

Sedangkan bagi yang tinggal di perkotaan, mungkin lokasinya akan jauh dari peternakan atau rumah unggas, ya. Sehingga masyarakat kota biasanya mendapatkan daging ayam yang sudah mengalami proses distribusi dari peternak. Nah, demi menjaga kesegaran daging ayam ini selama perjalanan yang kadang cukup panjang, Kementrian Pertanian menyarankan diterapkannya sistem Rantai Dingin. Sehingga daging ayam yang diterima konsumen tetap terjaga kualitasnya. Makanya, Ayam Dingin Segar adalah pilihan terbaik bagi kita yang tinggal jauh dari peternakan. Bagi yang belum tahu apakah itu Ayam Dingin Segar, ada penjelasannya kok.

Bagaimana? Sudah menemukan di mana Anda bisa membeli dan menikmati Ayam Dingin Segar? Ayam Dingin Segar bisa didapatkan tidak hanya di supermarket, lho. Di rumah unggas, pasar tradisional atau kios mana pun yang menjual daging ayam bisa saja menyediakan Ayam Dingin Segar. Selama kondisi daging ayam tetap terjaga prosesnya dalam suhu dingin dan tidak terputus rantai dinginnya. Ayam Dingin Segar adalah pilihan praktis, segar dan serbaguna untuk keluarga.

Seperti misalnya tempat ngabuburit pilihan kami ini. Ini adalah sebuah kios khusus menjual aneka makanan beku, baik mentah maupun siap saji. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami yang berlokasi di daerah perbatasan antara Depok-Bogor. Di sini, kita bisa memilih Ayam Dingin Segar dalam bentuk utuh atau pun potongan. Ada yang bermerek dan ada pula yang tanpa merek, hasil potongan dari pemilik kios sendiri yang bisa kita saksikan langsung atraksinya di depan mata.

Sebenarnya, warung sayur di gang sebelah juga biasanya menjual Ayam Dingin Segar, sih. Pemiliknya menyediakan dalam boks gabus berisi es batu. Di sana bahkan kita bisa membeli daging ayam per bagian dalam satu kemasan. Misalnya: paha saja, dada saja, sayap saja, kepala saja, kaki saja dan juga ada dalam sediaan daging dada tanpa tulang. Hanya saja, kalau bulan puasa begini, bukanya sering sulit diprediksi. Kadang buka, kadang pagi-pagi sekali sudah tutup karena diborong oleh ibu-ibu yang akan masak besar untuk bukber bareng, Sahur on The Road atau acara lainnya. Hehehe…

Makanya kita pilih naik motor sebentar saja ke kios ini. Dan inilah Ayam Dingin Segar pilihan kami. Cukup untuk melengkapi menu buka puasa dan menu sahur kami selama 2 hari. Setelah melalui rangkaian Rantai Dingin yang menjaga kesegarannya, sampailah dia ke tangan kami.

Eit! Lalu bagaimana selanjutnya agar Rantai Dingin tidak terputus setelah sampai ke tangan kita? Ya, kita harus menjaganya agar tetap berada dalam suhu dingin setelah kita terima hingga nanti diolah atau masuk ke dalam kulkas. Ini dia langkah yang bisa kita ikuti saat berbelanja Ayam Dingin Segar dan kondisinya tetap terjaga prima:

Jika kita berbelanja Ayam Dingin Segar di lokasi yang cukup jauh dari rumah, sebaiknya kita berbekal tas belanja penahan suhu (cooler bag/insulated bag/thermal bag). Tas ini berfungsi untuk menjaga suhu barang. Benda ini mudah didapat, kok. Biasanya tersedia di supermarket-supermarket besar. Atau bisa juga kita membelinya di toko online. Harganya pun murah saja, tidak sampai 20.000 rupiah. Penampakannya misalnya seperti punyaku ini:

Sesampainya di rumah, segera olah Ayam Dingin Segar atau simpan di kulkas. Jika akan disimpan, bagilah daging ayam per porsi masakan. Masukkan daging ayam ke dalam wadah atau kantong plastik yang kuat, aman, dan tidak gampang bocor.

Untuk pemakaian 1-2 hari ke depan, Ayam Dingin Segar dapat disimpan di bagian pendingin. Sedangkan untuk pemakaian yang lebih lama, maka Ayam Dingin Segar disimpan di bagian pembeku. Dan jagalah suhu kulkas Anda. Bagian pendingin selalu di bawah suhu 4° C, sedangkan bagian pembeku di bawah -16° C. Untuk memudahkan, berilah label tanggal penyimpanan pada tiap kemasan.

Nah, jika kita sudah siap memasaknya, kita tinggal mengambil Ayam Dingin Segar sejumlah satu porsi masakan. Untuk daging ayam yang dikeluarkan dari bagian pendingin, kita bisa menetralkan suhunya dengan menaruh pada suhu ruang.

Sedangkan untuk mencairkan daging ayam beku, ada triknya sendiri, lho. Yang pertama, saat proses pencairan, jaga agar kemasan daging tetap utuh sehingga tidak terkontaminasi. Selanjutnya, kita tidak boleh menangani bahan pangan dengan suhu yang berubah drastis. Karena itu akan merusak kandungan gizinya. Jadi, tidak dibenarkan mencairkan daging beku menggunakan air panas atau hangat.

Mencairkan daging ayam beku secara berangsur bisa dilakukan dengan:

  1. suhu air mengalir, yaitu ≤ 21°C
  2. meletakkan pada kulkas bagian pendingin
  3. memasaknya dengan microwave.

Hal terakhir yang perlu diingat adalah: masaklah semua daging beku yang sudah dicairkan. Jangan menyisakan daging dan kemudian dibekukan kembali. Proses pembekuan kembali akan menghilangkan vitamin B, C, dan asam amino. itulah gunanya kita mengemas daging per porsi masakan sehingga tidak ada daging yang keluar masuk kulkas lagi.

Baiklah, itu dulu ceritaku tentang berburu dan menyimpan Ayam Dingin Segar agar terjaga selalu kualitasnya. Buka puasa dan sahur pun menjadi amunisi sehat bagi kita dalam menjalani ibadah di Bulan Ramadan ini. Anda punya cerita menarik juga tentang Ayam Dingin Segar? Bagi ceritamu di kolom komentar, ya.

Referensi:

  1. https://ayamdinginsegar.com/tips/belanja-daging-ayam-dingin-segar/
  2. https://ayamdinginsegar.com/2017/04/23/bagaimana-membawa-pulang-ayam-dingin-segar-dari-pasar-atau-supermarket/
  3. https://ayamdinginsegar.com/tips/thawing-mencairkan-daging-ayam-beku/

8 thoughts on “Ayam Dingin Segar Berkata: Jangan Putus Rantai Dinginku!

    1. hihihi… praktis ya diungkep, kpn2 tinggal goreng. tapi sebenarnya agak tricky sih.
      karena dr sumber lain yg pernah kubaca, daging yg sudah dimasak itu membuat bakteri lbh mudah mencernanya. artinya, lbh mudah lagi busuknya dibanding daging mentah.
      jadi kalau daging mentah baru ajdi lahan tumbuh bakteri setelah 4 jam di suhu ruang, maka daging masak akan kurang dari itu, tergantung cara masaknya.
      ya asal waktu sejak selesai diungkep, mendinginkan di suhu ruang hingga masuk kulkas lagi bisa jauh lebih cepat dari 4 jam, insyaallah masih aman ya bun 🙂

      Like

  1. Karena tinggal di desa untuk mendapatkan ayam segar cukup mudah, sih. Tinggal potong aja ayam peliharaan atau beli pada peternak ayam dan ia akan memotong dan membersihkan untuk pembeli sesuai keiinginan..
    Tas yang kedap suhu itu bagus juga buat beli es krim hihi

    Like

Leave a comment