ASI Lancar, Langkah Awal untuk Kebaikan Buah Hati

 

Masih melekat dalam ingatanku, bagaimana aku menjalani hari-hariku saat Si Bungsu mengalami dehidrasi pada bulan awal kelahirannya. Kok bisa dehidrasi?

Selain karena memang saat itu sedang kemarau berkepanjangan, hal ini juga terutama disebabkan oleh kondisi bayiku yang mengalami lidah terikat. Kondisi yang sama seperti yang dialami kakaknya. Kisah Lidah Anak-Anakku Terikat pernah aku tayangkan sebelumnya. Jika Anda membutuhkan informasi seputar lidah terikat, Anda bisa menyimak video di sana.

Setelah Si Bungsu diinsisi untuk memperbaiki kondisi lidah dan bibirnya yang membuatnya mengalami kesulitan mengisap, dokter menyarankanku untuk menggunakan alat SNS (Supplemental Nursing System) guna mempercepat pemenuhan kebutuhan ASI bagi bayi. Mengingat bayi masih perlu berlatih untuk lebih trampil mengisap, sementara kebutuhan gizinya sudah darurat untuk segera dipenuhi. Jadi, sambil bayi menyusu langsung, diselipkan juga selang yang sangat kecil yang ditempelkan pada payudara untuk mengalirkan ASI perah. Sehingga dalam sekali isap, bayi mendapatkan ASI segar sekaligus ASI perah yang masuk ke dalam tubuhnya.

Ya, aku menjalani episode sebagai mama perah walaupun aku seorang ibu rumahtangga yang tidak bekerja di luar rumah. Aku sangat merasakan yang namanya kejar tayang menyediakan ASI perah untuk bayiku. Setiap kali bayi selesai menyusu, aku memerah kedua payudara sebagai tambahan untuk acara menyusui berikutnya. Hasilnya? Duh, 20-30 ml itu sudah biasa. Sedih, cemas dan lelah luar biasa menjalaninya. Walaupun begitu, aku tetap berusaha untuk senantiasa tenang, menjalaninya, tidak lupa bersyukur dan berpikir positif.

Memang, akhirnya pertumbuhan Si Bungsu bisa juga sampai pada titik normal di usia satu tahun. Agak lambat dibandingkan kakaknya dulu yang juga mengalami hal yang sama namun bisa mencapai kondisi normal di usia 6 bulan.

Tak bisa dipungkiri, selain kondisi cuaca yang sedemikian terik dan kelelahan mengurus rumah dan anak-anak, bisa jadi memang aku kurang memperhatikan asupan nutrisi untuk diriku sendiri. Aku cenderung makan apa adanya tanpa persiapan gizi yang berarti karena sudah terlalu sibuk mengerjakan yang lain. Sebenarnya aku juga diresepkan suplemen ASI nan mahal oleh dokter. Cukup membantu, sih. Tapi sepertinya yang merasakan perbaikan kondisi itu hanya aku. Sedangkan produksi ASI tetap begitu-begitu saja. Fiuh…

Tidak mencoba mengkonsumsi suplemen yang lain? Duh, yang diresepkan dokter saja habisnya lama sekali karena aku sering lupa memakainya. Padahal kadang sekilas terbaca juga selentingan ibu-ibu yang merekomendasikan suplemen pelancar ASI tertentu, seperti ASI Booster Tea misalnya.

Agak menyesal juga sih, karena tidak sempat mencobanya. Kini, setelah Si Bungsu berumur satu tahun dan asupan gizi utamanya beralih pada makanan padat, aku malah jadi lebih punya waktu untuk mencari tahu tentang suplemen ASI ini.

Ternyata, ASI Booster Tea adalah produk UKM pelancar ASI. Apa keunggulan ASI Booster Tea dibanding pelancar asi lainnya? Ini dia jawabannya!

Benar, Anda tidak salah baca. Memang ASI Booster Tea ini berkhasiat meningkatkan produksi ASI hingga 900% dalam 24-72 jam! Hal ini karena ASI Booster Tea diracik dengan komposisi takaran bahan 100% herbal yang benar-benar tepat dan presisi. Sehingga terjaga manfaatnya yang ampuh melimpahkan ASI sekaligus tetap aman bagi ibu dan bayinya. Walaupun namanya mengandung kata tea, namun sebenarnya dia tidak mengandung daun teh sama sekali. Kata tersebut lebih mengacu kepada arti “minuman yang berasal dari tanaman yang diseduh.”

Komposisi ASI Booster Tea tersusun dari bahan alami, yaitu: Fenugreek seed, Fenugreek powder, Fennel seed, Fennel powder, Anise, cinnam venum, alpinia powder dan habbatussauda.

Masing-masing dari bahan tersebut memberikan aneka manfaat sebagai berikut:

Dengan manfaat sebanyak itu, ASI Booster Tea merupakan solusi yang ekonomis dibandingkan alternatif penggunaan susu formula untuk tambahan nutrisi bayi. Tak heran jika ASI Booster Tea ini telah membantu jutaan ibu menyusui di Indonesia.

Oya, sesuai namanya, maka suplemen ini memang penyediaannya dilakukan dengan cara diseduh. Untuk lebih jelasnya, silakan menyimak video berikut ini tentang tatacara membuat ASI Booster Tea.

Setelah berhasil menyiapkan ASI Booster Tea, kita dapat menikmatinya dengan langsung diminum biasa atau pun dengan ditambah bahan lain, seperti: gula, madu, krimer, jus, susu atau dibuat milkshake. Wah, sedapnya! Suplemen yang dapat dinikmati secara asyik untuk tetap bahagia, ya. Karena bahagia adalah resep jitu meningkatkan produksi ASI.

Kalau sudah tahu begini, jadi semangat nih, berbagi informasi tentang ASI Booster Tea kepada para ibu menyusui. Apa lagi bagi ibu baru yang masih meraba berbagai informasi seputar menyusui.

Aku ingat betul pengalamanku saat pertama menyusui. ASI baru keluar tepat setelah 72 jam berlalu sejak kelahiran Putri Sulungku. Walaupun sudah tahu bahwa bayi masih bisa bertahan dalam selang waktu tersebut dengan cadangan makanan yang masih tersisa dalam plasentanya, tetap saja bisikan kanan-kiri turut andil menanamkan rasa kawatir jika setelah itu ternyata ASI tetap tidak keluar.

Dulu, aku ingin membantu para ibu baru dengan cara menawarkan diri sebagai ibu susuan bagi bayinya yang baru lahir, paling tidak dalam 72 jam pertamanya untuk mengusir berbagai kecemasan.. Daripada langsung dikompensasi dengan susu formula, pikirku. Namun, Suami memintaku untuk mempertimbangkan lagi sebelum menawarkan hal tersebut. Karena solusi menjadi ibu susuan justru lebih asing lagi di tengah masyarakat kita. Belum lagi berbagai kisah roman picisan a la sinetron yang membuat ketakutan berlebihan terhadap kegiatan mengambil ibu susuan karena kawatir anak-anaknya saling taksir namun tidak dapat menikah.

Sekarang, aku jadi punya alternatif lain untuk meringankan beban pikiran para ibu menyusui. Rekomendasikan saja ASI Booster Tea ini untuk dikonsumsi secara rutin. Produksi ASI melimpah, ibu bahagia dan bayi pun bisa menjalani tumbuh-kembangnya dengan optimal.

10 thoughts on “ASI Lancar, Langkah Awal untuk Kebaikan Buah Hati

  1. Kemarin pas lahiran asi saya juga nggak langsung keluar. Trus pas hari kedua anak demam karena kurang cairan. Untung ada adik yang masih menyusui jd anak saya dapat donor asi dari tantenya di minggu pertama kelahirannya

    Liked by 1 person

  2. Rasanya gimana mak? Waktu lahiran juga punya teman sekamar yang ga bisa keluar asinya, mau jadi ibu susu bayinya aku ragu. Takut ditolak, ga enak juga anaknya perempuan.

    Liked by 1 person

Leave a comment