Latihlah Anak Menggunakan Kedua Tangan Secara Seimbang

1

Ide untuk melatih anak aktif menggunakan kedua tangannya ini baru muncul saat aku sudah memiliki 4 anak. Bermula ketika aku menghadiri sebuah kajian dan di dalamnya ternyata sedang membahas tentang sunnah bersiwak. Yang menarik adalah ketika dikaji manakah tangan yang disunnahkan untuk digunakan saat bersiwak? Kanan atau kiri?

Aku jadi bertanya-tanya, bukannya mestinya tangan kanan, ya? Kan sedang melaksanakan sunnah? Ternyata di kalangan ulama’ memang ada perbedaan pendapat, lho.

Yang berpendapat bahwa bersiwak sebaiknya menggunakan tangan kanan, salah satunya menggunakan dalil hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ»

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai untuk mendahulukan bagian kanan (daripada bagian yang kiri) ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam semua urusannya (yang baik atau mulia).” (HR. Bukhari no. 168; 5926 dan Muslim no. 268)

Sedangkan sebagian ulama yang lain (diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) menganggap yang lebih utama adalah bersiwak dengan tangan kiri. Karena bersiwak merupakan aktivitas membersihkan kotoran sebagaimana ber-istinja’ dan ber-istijmar.

Nah, lho? Dari sini jadi bingung, deh. Ikut pendapat yang mana, ya? Tampaknya, keduanya memiliki alasan yang kuat, kan? Ternyata masih ada pendapat ketiga!

Sebagian ulama’ lainnya (yaitu sebagian ulama’ dari madzhab Maliki) memerinci. Jika bersiwaknya untuk membersihkan kotoran, maka yang lebih utama adalah menggunakan tangan kiri. Dan jika kondisi gigi sebenarnya sudah bersih, sehingga bersiwak semata berniat untuk melaksanakan sunnah, maka lebih baik menggunakan tangan kanan.

Bahkan ada yang menyatakan bahwa hal ini berlaku juga untuk aktivitas bersih-bersih yang lain. Misalnya menyapu. Jika memang untuk membersihkan kotoran di lantai, sebaiknya memakai tangan kiri. Namun jika sekadar untuk memastikan lantai yang sudah tampak bersih itu benar-benar bersih, maka disarankan menggunakan tangan kanan.

Secara umum, sebenarnya dalam hal ini perkaranya luas alias bebas. Karena tidak adanya dalil yang jelas yang menunjukkan mana yang lebih utama, menggunakan tangan kanan atau kiri.

Wah, kalau dipikir-pikir, bersiwak dengan tangan kiri? Bagi yang belum terbiasa, tentu agak sulit, ya? Apalagi menyapu. Hohoho… Butuh latihan khusus agar bisa trampil menyapu dengan bersih menggunakan tangan kiri.

Sebab itu, aku mulai terpikir untuk membiasakan anak menggunakan kedua tangannya secara seimbang. Karena ternyata keduanya membutuhkan ketrampilan yang sama. Bahkan kadangkala tangan kiri dibutuhkan untuk melakukan tugas yang lebih berat, yaitu membersihkan kotoran.

Apa Kata Psikolog?

Dan ternyata hal ini cocok dengan artikel-artikel selanjutnya yang aku baca dan membahas tentang penggunaan kedua tangan oleh balita. Disebutkan bahwa sebenarnya tangan mana yang lebih dominan digunakan anak itu terkait dengan kinerja otak yang terpengaruh oleh bakat sejak lahir. Misalnya dalam artikel dari situs Ayahbunda ini. Di sini disebutkan tahapan perkembangan dominasi tangan anak secara umum adalah sebagai berikut:

2

Jadi, pada 2 tahun pertama, anak akan cenderung menggunakan kedua tangannya. Dan setelah itu, barulah akan tampak mana tangan yang lebih dominan pada anak.

Nah, jika kita sudah mengenali manakah tangan anak yang lebih dominan digunakan, maka inilah hal-hal yang perlu kita perhatikan untuk menyikapi aktivitas kedua tangannya:

3

Secara umum, anak tetap bebas menggunakan tangan dominannya sambil dilatih agar tangan yang lain juga aktif tanpa adanya penyebutan negatif terhadap salah satu tangan. Karena Allah menyediakan kedua tangan untuk bekerjasama dan mengerjakan tugasnya masing-masing.

Karena itu, walaupun bebas, pada aktivitas-aktivitas tertentu yang sudah disebutkan dalilnya untuk menggunakan tangan yang mana, maka anak dilatih untuk menggunakan tangan tersebut sesuai tuntunan agama.

Misalnya, untuk aktivitas makan dan minum, anak dilatih menggunakan tangan kanan. Sedangkan untuk membersihkan kotoran seperti ber-istinja’ dan membuang ingus. anak diajarkan untuk memakai tangan kiri. Semua ini berlaku bagi setiap Muslim baik yang memiliki tangan dominan kanan maupun kiri selama tidak ada halangan seperti sakit atau cacat.

Demikian pula untuk hal-hal yang terkait dengan sopan-santun dalam kehidupan sosial, anak dibiasakan untuk menggunakan tangan sesuai norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya untuk bersalaman atau memberi dan menerima barang.

Bagaimana Aku Menerapkannya?

Karena anak baru aktif menggunakan tangan dominannya setelah berusia 2 tahun, maka sejak anak keempat, aku kemudian memutuskan untuk menunda pembiasaan menggunakan tangan kanan untuk beberapa keperluan. Misalnya: makan, minum atau memberi dan menerima sesuatu dari orang lain. Ya, aku membiarkan anak berusia di bawah 2 tahun menggunakan tangan mana pun yang dia suka untuk melakukan semuanya termasuk hal-hal di atas.

Bukankah menanamkan kebiasaan baik lebih dini itu lebih baik? Betul. Namun itu tidak berarti harus langsung diterapkan pada anak. Menanamkan kebiasaan baik lebih efektif jika dimulai dengan teladan. Jadi, kita sebagai orangtuanya harus nampak di hadapan anak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik tersebut.

Selanjutnya, kapan kita meminta anak meniru dan melakukannya? Jika tidak ada dalil yang menyebutkan waktunya secara pasti, maka aku mengikuti batasan yang disarankan oleh ahlinya, dalam hal ini adalah para psikolog anak.

Maka, aku baru mengingatkan anak keempatku untuk makan dan minum dengan tangan kanan ketika dia sudah menginjak usia di atas 2 tahun. Terlambat? Semoga tidak. Karena dia langsung mengerti begitu diingatkan. Walaupun masih sering lupa. Sebuah hal yang wajar bagi anak seusianya.

4

Dan seiring berjalannya usia, aku menemukan bahwa anak keempatku yang 2 bulan lagi akan berusia 4 tahun ini ternyata ambidextrous, alias menggunakan kedua tangannya dengan sama aktifnya. Setiap anak itu unik. Dan aku bersyukur sekali mendapatkan tambahan ilmu di saat yang tepat hingga tidak mematikan potensinya untuk memiliki 2 tangan yang trampil. Wallaahu a’lam bi shawab.

Tulisan ini diikutsertakan dalam “Happy Mom – Yas Marina Give Away”

2 thoughts on “Latihlah Anak Menggunakan Kedua Tangan Secara Seimbang

Leave a comment